22 Pantangan Murai Batu Dorong Ekor & Tips Merawatnya!

Pantangan Murai Batu Dorong Ekor – Mengetahui pola perawatan Murai Batu yang baik dan benar saat memasuki masa dorong ekor memang wajib dipahami oleh kicau mania. Hal tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya salah satu ciri khas Murai Batu yang membuatnya terlihat sangat indah dan menawan yaitu dari ekor panjangnya.

Maka dari itu, tidak heran apabila perawatan Murai Batu pada saat dorong ekor merupakan hal utama yang paling penting untuk diketahui para pecintanya. Dimana dorong ekor sendiri merupakan proses memanjangkan ekor dan menjadi bagian terakhir yang harus Murai Batu lewati setelah menyelesaikan masa mabung.

Akan tetapi, masih ada beberapa penggemar Murai Batu di luar sana khususnya bagi pemula yang seringkali melakukan kesalahan dalam merawatnya. Tentunya kesalahan pada pola perawatan saat Murai Batu dorong ekor tersebut akan menghasilkan rusaknya ekor dan bahkan tidak memanjang sehingga kurang menarik ketika dilihat.

Oleh sebab itu, apabila Murai Batu sedang mengalami masa dorong ekor setelah mabung, alangkah baiknya cari tahu terlebih dahulu beberapa pantangannya. Nah, untuk membantunya pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan secara lengkap mengenai pantangan Murai Batu dorong ekor dilengkapi tips merawatnya.

Murai Batu Dorong Ekor

Sebelum pembahasan poin utama mengenai pantangan Murai Batu dorong ekor lebih lanjut, sebaiknya pahami terlebih dahulu sekilas pengertiannya. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, setelah Murai Batu menyelesaikan masa mabung, maka bagian terakhir yang harus diselesaikan yaitu proses memanjangkan ekornya.

Dimana ekor Murai Batu sendiri secara bertahap akan bertambah panjang hingga mencapai batas tertentu sesuai dengan kualitas genetik ataupun kualitas perawatan selama masa dorong ekor. Maka dari itu, dibutuhkan adanya perawatan yang baik dan benar supaya Murai Batu mempunyai bentuk ekor sempurna, kuat, sehat serta berkilauan.

Apabila terdapat kesalahan perawatan sedikit saja saat Murai Batu dorong ekor, maka hal tersebut bisa mengganggu prosesnya dan mengakibatkan ekor mudah rusak atau patah, nyerit, bercabang serta tidak panjang seperti sebelumnya. Pola perawatannya sendiri tidak hanya dari segi kesehatan tubuhnya saja, namun juga dari segi kebersihan sangkar atau kandangnya.

Pantangan Murai Batu Dorong Ekor

Pantangan Burung Murai Batu Dorong Ekor

Seperti sudah kami singgung sebelumnya, terdapat beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh pecinta Murai Batu saat burung memasuki masa dorong ekor. Daripada penasaran, langsung saja simak baik-baik sejumlah pandangan Murai Batu dorong ekor di bawah ini, entah itu dari segi faktor internal maupun eksternal.

1. Jangan Mandikan Murai Batu

Pantangan Murai Batu dorong ekor pertama yaitu jangan memandikannya setiap hari. Hal tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya memandikan Murai Batu saat memasuki masa dorong ekor akan berdampak menghambat proses pertumbuhan bulunya. Jadi, sebaiknya mandikan Murai Batu setelah masa dorong ekor benar-benar tuntas.

2. Jangan Jemur Murai Batu

Aktivitas rutin setelah memandikan burung kicauan pastinya menjemur di bawah sinar matahari secara langsung. Namun, pada saat dorong ekor, sebaiknya Murai Batu jangan dijemur terlebih dahulu. Kalian hanya cukup mengangin-anginkannya saja supaya Murai Batu merasa segar. Jika pantangan ini diabaikan, maka kemungkinan besar akan mengakibatkan pertumbuhan ekor kurang sempurna.

3. Hindari Melakukan Full Kerodong Murai Batu

Pantangan Murai Batu dorong ekor selanjutnya ini sebenarnya tergantung pada kondisi lingkungan sekitar. Jika kondisi atau suhu di lingkungan sekitar masih normal, sebaiknya hindari kegiatan full kerodong Murai Batu. Akan tetapi, apabila kondisi di lingkungan sekitar sedang tidak baik, maka full kerodong diperkenankan untuk dilakukan.

4. Jangan Biarkan Murai Batu Sering Bunyi

Kemudian pantangan berikutnya yaitu jangan biarkan Murai Batu sering berbunyi ataupun berkicau. Mungkin hal ini menjadi kesalahan yang paling umum dalam perawatan Murai Batu saat dorong ekor. Perlu diketahui, masa dorong ekor akan membuat Murai Batu terkuras energinya sehingga akan lebih baik jika mereka tidak berkicau untuk mengurangi aktivitasnya.

5. Jangan Berikan Murai Batu Pakan dengan Kadar Protein Tinggi

Pantangan terakhir ketika Murai Batu dorong ekor yaitu jangan memberikannya pakan dengan kadar protein sangat tinggi. Memang benar bahwa protein sendiri menjadi salah satu faktor penting dalam pertumbuhan bulu Murai Batu. Akan tetapi, ketika Murai Batu mengonsumsi protein terlalu tinggi, maka akan membuatnya mudah birahi, rajin berkicau sehingga menghambat proses dorong ekor.

Tips Merawat Murai Batu Dorong Ekor

Di atas sudah dijelaskan secara lengkap mengenai pantangan Murai Batu dorong ekor untuk semua jenis, entah itu dari segi internal maupun eksternal. Seperti halnya saat merawat Kacer dorong ekor, supaya Murai Batu mendapatkan ekor yang panjang, kuat, sehat dan indah dipandang, sebaiknya ikuti beberapa tips merawatnya berikut ini.

  • Berikan Murai Batu 4 sampai 5 jangkrik pada pagi dan sore hari.
  • Berikan Murai Batu kroto segar sebanyak 1 cepuk, setiap 2 sampai 3 kali dalam seminggu.
  • Angin-anginkan Murai Batu setelah matahari terbit.
  • Simpan Murai Batu di tempat sejuk, nyaman dan tidak terganggu burung sejenis ataupun burung fighter lainnya.
  • Bersihkan kotoran Murai Batu setiap pagi dan sore hari.

Kesimpulan

Itulah sekiranya penjelasan dari Birdsny.com seputar pantangan Murai Batu dorong ekor untuk semua jenis dilengkapi dengan tips perawatan hariannya. Semoga informasi di atas dapat dijadikan sebagai referensi ketika sedang merawat Murai Batu pada saat memasuki masa dorong ekor.

Sumber gambar : grumsa.com